Kamis, 22 Januari 2015

pelapisan sosial dan kesamaan derajat

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

·         PELAPISAN SOSIAL

Penyebab mengapa ada pelapisan sosial dalam masyarakat bukan saja karena ada perbedaan, tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan dengan meneapkan berbagai kriteria. Artinya menganggap ada sesuatu yang dihargai, maka sesuatu itu (dihargai) menjadi bibit yang menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapisan dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama, atau keturunan keluarga yang terhormat. Dalam pelapisan sosial ada yang berupa vertikal atau horizontal, biasanya dalam kekuaaan dan wewenang.
Sifat dari sistem berlapis-lapisan dalam masyarakat ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik gerak pindahnya ke atas ataupun ke bawah. Keanggotaan dari suatu lapisan tertutup, diperoleh melalui kelahiran. Sistem lapisan tertutup dapat dilihat pada masyarakat yang berkasta. Pada sistem lapisan yang bersifat terbuka, setiap anggota mempunyai kesemptan buat berusaha dengan kecakapannya sendiri untuk naik lapisan sosial.

·         KELAS SEBAGAI DIMENSI PELAPISAN SOSIAL

Istilah kelas terkadang tidak selalu mempunyai arti yang sama. Ada kalanya yang dimaksud dengan kelas ialah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta diakui oleh masyarakat umum. Maka pengertian kelas paralel dengan pengertian lapisan, tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu uang, tanah, tanah kekuasaan, atau dasar lainnya. Dalam kajian sosiologi, kelas-kelas dapat hidup dan kerja bersama tanpa pertentangan, dan senantiasa ada sepanjang masa di dalam tiap-tiap masyarakat yang hidup teratur.
Pandangan lain terhadap kelas-kelas ada yang menggunakan penilaian fungsional dan historis. Terbentuknya kelas-kelas, menurut aliran fungsional, dan gejalanya di mengerti apabila diketahui riwayat terjadinya seperti dalam abad ke-19, yaitu sebagai berikut:
a.       Pada awalnya manusia hidup berkelompok tanpa tatanan sosial tertentu. Setiap pribadi merdeka dan sama derajat. Sarana produksi belum tercipta, sehingga penduduk tidak terbagi-bagi atas dasar pemilikan keahlian.
b.      Usaha tani berkembang, sumber daya terbatas sehingga menuntut hadirnya peralatan-peralatan khusus yang pada gilirannya menciptakan kesempatan-kesempatan baru atas penguasaan alat yang tidak setiap orang mampu memilikinya. Yang tidak mampu membeli atau menyewa peralatan mesti bekerja keras atau bekerja bagi yang memiliki. Secara endasar manusia mulai terbagi, dan prinsip perbudakan mulai merembes menggeser struktur dasar.
c.       Perbudakan berkembang berubah ke arah prinsip-prinsip kuli kontrak. Orang yang dulunya budak pelan-pelan bergeser statusnya mengikuti pergeseran pemilikan lahan.
d.      Prinsip kuli kontrak memberi kesempatan bagi tumbuhnya benih-benih feodalisme, tata penguasaan di tangan minoritas bangsawan.
e.       Struktur dasar bergeser ke arah prinsip borjuis. Lapisan ini bukan petani, bukan aristokrat, melainkan kelas menengah. Dengan memiliki alat dan sarana-sarana produksi, kelompok ini mampu menguasai industri dan mesin.
f.       Kini kaum borjuis memperoleh keuntungan yang besar. Maka muncul gejala baru, yaitu lapisn ini menjadi embrio sebuah kapitalisme industri. Perkembangan selanjutnya adalah memberi peluang terhadap terjadinya pertentangan kelas.

·         KELOMPOK KEDUDUKAN SEBAGAI DIMENSI PELAPISAN SOSIAL

Kedudukan berbeda dengan kelas. Kedudukan (status group) adalah lapisan yang berdasarkan atas kehormatan kemasyarakatan. Namun dalam hal pembagian kekuasaan dalam masyarakat, diantara kelas ekonomis dan kelompok kedudukan banyak tali-temalinya. Kedudukan berdasarkan haasil pengamatan dari masyarakat yang penilaiannya dapat positif atau negatif. Masyarakat dapat berfungsi, bergantung kepada adanya pola-pola kelakuan timbal-balik antara individu-individu atau kelompok-kelompok. Posisi yang saling berhadapan di dalam pola-pola kelakuan timbal-balik semacam itu secara teknis disebut “status”. Setiap individu mempunyai banyak kedudukan karena setiap individu ikut serta mengungkapkan sejumlah pola. Kedudukan berbeda dengan individu yang mendudukinya, yaitu sekumpulan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang hanya dapat diwujudkan dengan perantara.

Masyarakat pada umumnya memperkembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
1.      Ascribe status, yaitu kedudukan seseorang tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan, diperoleh karena kelahiran, misalnya bangsawan atau kasta.
2.      Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja (tindakan) sesuai dengan kemampuannya.
Kemudian tiada kedudukan tanpa peranan (role), dan juga sebaliknya. Dalam hal ini peranan merupakan aspek dinamis dari status, yaitu melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang melekat pada kedudukannya. Kelas dan kedudukan memiliki hubungan timbal balik yang erat karena status berasal dari kelas, dan dalam perkembangan keduanya cenderung bersatu walaupun dapat dibedakan secara analitis.
·         TEORI FUNGSIONAL
                   Davis dan Moore (1945) melihat, bahwa pelapisan sosial mempunyai fungsi karena pelaku sosial dalam setiap masyarakat perlu disebar dalam kedudukan tertentu dalam suatu pola masyarakat. Perbedaan martabat disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) perbedaan pentingnya fungsi kedudukan dan, (2) perbedaan kelangkaan orang yang dapat menempati kedudukan sehubungan dengan tuntutan peranan dari kedudukan.tiap-tiap struktur sosial mempunyai tujuan tertentu dengan berbagai kedudukan-kedudukan,

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                 M.Munandar Soelaeman , Dr , ILMU SOSIAL DASAR , REFIKA ADITAMA , MEI 1986.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar