PELAPISAN
SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
·
PELAPISAN
SOSIAL
Penyebab
mengapa ada pelapisan sosial dalam masyarakat bukan saja karena ada perbedaan,
tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan dengan meneapkan berbagai
kriteria. Artinya menganggap ada sesuatu yang dihargai, maka sesuatu itu
(dihargai) menjadi bibit yang menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapisan dalam
masyarakat. Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai
ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama, atau keturunan
keluarga yang terhormat. Dalam pelapisan sosial ada yang berupa vertikal atau
horizontal, biasanya dalam kekuaaan dan wewenang.
Sifat
dari sistem berlapis-lapisan dalam masyarakat ada yang tertutup dan ada yang
terbuka. Yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari
suatu lapisan ke lapisan lain, baik gerak pindahnya ke atas ataupun ke bawah.
Keanggotaan dari suatu lapisan tertutup, diperoleh melalui kelahiran. Sistem
lapisan tertutup dapat dilihat pada masyarakat yang berkasta. Pada sistem
lapisan yang bersifat terbuka, setiap anggota mempunyai kesemptan buat berusaha
dengan kecakapannya sendiri untuk naik lapisan sosial.
·
KELAS
SEBAGAI DIMENSI PELAPISAN SOSIAL
Istilah
kelas terkadang tidak selalu mempunyai arti yang sama. Ada kalanya yang
dimaksud dengan kelas ialah semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukannya di dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui
serta diakui oleh masyarakat umum. Maka pengertian kelas paralel dengan
pengertian lapisan, tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu uang, tanah,
tanah kekuasaan, atau dasar lainnya. Dalam kajian sosiologi, kelas-kelas dapat
hidup dan kerja bersama tanpa pertentangan, dan senantiasa ada sepanjang masa
di dalam tiap-tiap masyarakat yang hidup teratur.
Pandangan
lain terhadap kelas-kelas ada yang menggunakan penilaian fungsional dan
historis. Terbentuknya kelas-kelas, menurut aliran fungsional, dan gejalanya di
mengerti apabila diketahui riwayat terjadinya seperti dalam abad ke-19, yaitu
sebagai berikut:
a. Pada
awalnya manusia hidup berkelompok tanpa tatanan sosial tertentu. Setiap pribadi
merdeka dan sama derajat. Sarana produksi belum tercipta, sehingga penduduk
tidak terbagi-bagi atas dasar pemilikan keahlian.
b. Usaha
tani berkembang, sumber daya terbatas sehingga menuntut hadirnya
peralatan-peralatan khusus yang pada gilirannya menciptakan
kesempatan-kesempatan baru atas penguasaan alat yang tidak setiap orang mampu
memilikinya. Yang tidak mampu membeli atau menyewa peralatan mesti bekerja keras
atau bekerja bagi yang memiliki. Secara endasar manusia mulai terbagi, dan
prinsip perbudakan mulai merembes menggeser struktur dasar.
c. Perbudakan
berkembang berubah ke arah prinsip-prinsip kuli kontrak. Orang yang dulunya
budak pelan-pelan bergeser statusnya mengikuti pergeseran pemilikan lahan.
d. Prinsip
kuli kontrak memberi kesempatan bagi tumbuhnya benih-benih feodalisme, tata
penguasaan di tangan minoritas bangsawan.
e. Struktur
dasar bergeser ke arah prinsip borjuis. Lapisan ini bukan petani, bukan
aristokrat, melainkan kelas menengah. Dengan memiliki alat dan sarana-sarana
produksi, kelompok ini mampu menguasai industri dan mesin.
f. Kini
kaum borjuis memperoleh keuntungan yang besar. Maka muncul gejala baru, yaitu
lapisn ini menjadi embrio sebuah kapitalisme industri. Perkembangan selanjutnya
adalah memberi peluang terhadap terjadinya pertentangan kelas.
·
KELOMPOK
KEDUDUKAN SEBAGAI DIMENSI PELAPISAN SOSIAL
Kedudukan
berbeda dengan kelas. Kedudukan (status group) adalah lapisan yang berdasarkan
atas kehormatan kemasyarakatan. Namun dalam hal pembagian kekuasaan dalam
masyarakat, diantara kelas ekonomis dan kelompok kedudukan banyak
tali-temalinya. Kedudukan berdasarkan haasil pengamatan dari masyarakat yang
penilaiannya dapat positif atau negatif. Masyarakat dapat berfungsi, bergantung
kepada adanya pola-pola kelakuan timbal-balik antara individu-individu atau
kelompok-kelompok. Posisi yang saling berhadapan di dalam pola-pola kelakuan
timbal-balik semacam itu secara teknis disebut “status”. Setiap individu mempunyai
banyak kedudukan karena setiap individu ikut serta mengungkapkan sejumlah pola.
Kedudukan berbeda dengan individu yang mendudukinya, yaitu sekumpulan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban yang hanya dapat diwujudkan dengan perantara.
Masyarakat
pada umumnya memperkembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
1. Ascribe
status, yaitu kedudukan seseorang tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan
rohaniah dan kemampuan, diperoleh karena kelahiran, misalnya bangsawan atau
kasta.
2. Achieved
status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang
disengaja (tindakan) sesuai dengan kemampuannya.
Kemudian tiada kedudukan tanpa peranan
(role), dan juga sebaliknya. Dalam hal ini peranan merupakan aspek dinamis dari
status, yaitu melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang melekat pada
kedudukannya. Kelas dan kedudukan memiliki hubungan timbal balik yang erat
karena status berasal dari kelas, dan dalam perkembangan keduanya cenderung
bersatu walaupun dapat dibedakan secara analitis.
·
TEORI
FUNGSIONAL
Davis dan Moore (1945)
melihat, bahwa pelapisan sosial mempunyai fungsi karena pelaku sosial dalam
setiap masyarakat perlu disebar dalam kedudukan tertentu dalam suatu pola
masyarakat. Perbedaan martabat disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) perbedaan
pentingnya fungsi kedudukan dan, (2) perbedaan kelangkaan orang yang dapat
menempati kedudukan sehubungan dengan tuntutan peranan dari kedudukan.tiap-tiap
struktur sosial mempunyai tujuan tertentu dengan berbagai kedudukan-kedudukan,
DAFTAR PUSTAKA M.Munandar Soelaeman , Dr , ILMU SOSIAL
DASAR , REFIKA ADITAMA , MEI 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar